Sunday 22 October 2017

Find your passion (?)


google.co.id

Sebagai manusia (beranjak) dewasa, pasti kita akan dihadapkan pada banyak persimpangan jalan yang mengharuskan kita memilih pilihan kita sendiri. Sebagai contoh, ketika kita akan memutuskan untuk masuk SMA atau SMK, IPA atau IPS, kuliah di universitas A atau B, jurusan X atau Y, dan pilihan-pilihan yang lain. Sedikit banyak lingkungan memang akan berpengaruh terhadap pilihan kita tersebut, tapi pada hakikatnya bukankah kita yang akan menjalani dan menyelesaikan pilihan itu nantinya? Banyak orang bilang, “pilihlah jurusan yang sesuai dengan passion kamu”. Atau “enak kalo kerjanya sesuai sama passion” dan kalimat-kalimat yang lain yang selalu menbawa-bawa kata “Passion”.
Jadi apasih “Passion” itu?
Passion (n) : gairah atau semangat (enthusiasm).
Adalah sesuatu yang kita tidak pernah bosan untuk melakukannya. Dan ketika kita melakukan hal tersebut akan membuat kita lupa dengan hal yang lain.
Tapi percaya gak percaya, sebenarnya masih banyak orang yang tidak tau apa passion nya. Jangankan remaja yang sedang beranjak dewasa, tidak sedikit orang-orang dewasa yang sebenarnya belum tau apa yang menjadi passion dalam hidupnya. Hingga akhirnya, yaudah jalanin aja dulu. Benar atau tidak?

Dan salah satu orang (beranjak) dewasa yang sampai pada fase bekerja masih belum menemukan passion-nya adalah saya. Saya adalah lulusan Teknologi Pangan (Food Technology, salah satu jurusan yang sedang tren dikalangan anak muda) dari universitas ternama, bisa dibilang jurusan Food Tech terbaik lah di Indonesia. Dan sekarang saya bekerja sebagai Quality Assurance (apa ya kerjaanya? Googling aja banyak kok penjelasannya hehe) di salah satu perusahaan Food and Baverages nasional yang 90% pasarnya adalah ekspor. Enak kan kelihatannya? Bisa dapat kerja yang sesuai dengan jurusannya, sementara diluar sana masih banyak yang mengeluh dan dipandang sebelah mata hanya karena bekerja pada bidang yang melenceng jauh dari apa yang iya pelajari selama kuliah.

Tapi tetap saja saya merasa belum klik di hati, Kenapa ya? Bukan, bukan berarti saya tidak menyukai dengan bidang pekerjaan saya yang (Alhamdulillah) masih sesuai dengan ilmu yang saya sudah payah dapatkan dari kampus. Bukan itu poin yang ingin saya bahas dalam tulisan ini, tetapi saya merasa belum menemukan “dunia” saya disini, belum merasa kerja itu menyatu dengan kita, mengalir begitu saja tanpa beban dan waktu seolah-olah berjalan dengan cepat.

Kemudian saya ingat, dari dulu saya suka dengan dongeng, bermain peran, bercerita, suka dengan anak-kecil, isu-isu pendidikan di daerah tertinggal, mengajar anak-anak dan berbagai dunia sosial yang lain. Bahkan saya masih ingat, saya selalu bercita-cita bisa punya perpustakaan sendiri dirumah saya dan bisa mengajak teman-teman membaca di bawah pohon mangga di depan rumah, kaena saya tau bagaimana susahnya akses bahan bacaan dulu ketika saya SD. Segitu pelosokkah rumah saya? Ayo tebak dimana kampung halaman saya? 

Mungkin jika dulu saya tidak naif, harusnya saya mengambil kuliah Jurusan Psikologi saja atau minimal pendidikan lah agar bisa jadi guru. Tapi tidak, dulu saya menganggap menjadi guru tidak ada masa depannya. Dan Psikologi? Apa ya, nyembuhin orang sakit kejiwaan?

Dan singkat cerita akhirnya saya terjerumus di jalan yang benar memang (Alhamdulillah), ya meskipun dengan susah payah akhirnya bisa “keluar”

Tapi semua akan kembali, bahwa sudah ada sutradara terhebat dan alur cerita terbaik. Tidak ada fase hidup yang sia-sia, semua itu adalah potongan puzzle yang harus kita kumpukan.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan jika sudah terlanjur basah terjerembab pada bidang (kuliah) yang ternyata ridak sesuai dengan passion kita? Haruskan kita menyerah dan mencari-cari alasan untuk “lari” dari tanggung jawab atas pilihan yang telah kita buat tersebut? Tentu tidak!

Kerjakan yang terbaik dari versimu, anggap saja kamu keluar dari zona nyamanmu untuk men challenge dirimu. Apakah saya bisa survive dalam kondisi lingkungan yang membuat saya tidak nyaman? Tuntaskan apa yang sudah kamu pilih, usahakan semaksimal mungkin hingga versi terbaikmu, tidak harus sama dengan orang lain, tidak yang yang salah jika kita berbeda, toh Tuhan telah menciptakan masing-masing dari kita secara spesial tentu kita juga harus menjalani hidup ini dengan cara kita sendiri kan bukan dengan cara si A atau si B.

Disamping itu, lakukan hal-hal yang kamu senangi, hal-hal yang mendekatkan kamu dengan passion mu tersebut. Terus perbaiki, tambah koneksi, upgrade diri
Nanti pada saatnya, pada momen yang tepat yang telah ditentukan, kamu akan mendapatkan jalan untuk passion mu itu. Sungguh karena rencana-Nya yang terbaik, ketika kita sudah mampu momentum itu pasti akan datang. Kapan dan bagaimana caranya? Bukan kapasitas kita untuk memikirkannya, cukup dengan terus bergerak. 
Karena layaknya orang naik sepedah, bukankah dia akan tetap bertahan jika dia terus bergerak?