Thursday 21 December 2017

The Millenials 2.0 : Let's See How to Survive at VUCA era

Hari sabtu 16 Desember kemarin saya mengikuti acara yang keren banget, acara yang diadakan oleh ESQ Business School bertempat di Gedung Pusat Indosat Jakarta Pusat ini bertajuk The Millenials 2.0 : Let’s See How to Survive at VUCA era and prepare yourself for 2018.

(google.com)


Tuh dari judulnya aja udah keren dan kekinian bangetkan? Hehe Ditambah lagi narasumber yang akan sharing adalah orang-orang keren yang selama ini cuman bisa saya lihat dari instagram. Pokonya, mereka ini adalah ‘idola’ nya para Milenial lah. Ada Kak Marchella foundernya Generasi 90an, Pak Aryo CEO nya THE BODY SHOP Indonesia, Mas Billy Boen Foundernya Young On Top (YOT), Pak Fajrin dari Bukalapak, Kak Atina-Intan dari VANILLA Hijab, Kak Tasya dan Kak Haykal Kamil dari Meccanism. Lengkap banget, Alhamdulillah.

Oya sebelumnya, semua sudah tau kan apa yang dimaksud dengan era VUCA yang sudah didepan mata ini? Hmm.. kalau belum tau apa yg akan kita hadapi, rasanya kok kurang nendang aja ya kalo kita langsung ngomongin masalah strategi, apa yg harus kita persiapkan untuk menghadapinya? Oke, saya coba memberikan sedikit gambaran ya apa itu VUCA era. Penjelasan ini saya kutip dari sambutan ibu Illah Saillah, artikel aslinya bisa dilihat disini

Jadi, VUCA adalah singkatan dari V (Volatility), U (Uncertainly), C (Complexity) dan A (Ambiguity). Yaitu era dimana terjadinya perubahan dinamika yang sangat cepat dalam berbagai hal, sosial, ekonomi hingga politik (volatility), serta sulitnya memprediksi isu atau peristiwa yang saat ini terjadi (uncertainly) dengan keadaan yang sangat kompleks karena banyaknya ha-hal yang sangat sulit untuk diselesaikan (complexity) serta sebuah keadaan yang terasa mengambang dan kejelasan yang masih dipertanyakan (ambiguity). Duh kok agak ‘serem’ ya? he

Nah, sedikit banyak udah ada gambaran ya bagaimana era yang akan kita hadapi didepan nanti? Jadi, dalam acara hari ini orang-orang keren yang sudah saya sebutkan di atas  tersebut akan sharing tentang pengalaman hidupnya, karyanya, dan berbagi ilmu apa yang bisa kita persiapkan untuk menghadapi VUCA era yang kelihatannya ‘serem’ itu. Tapi ini bukan acara motivasi ya hehe. Jadi, kalau kata mas Billy, motivasi itu berasal dari dalam diri kita sendiri bukan dari quote motivator. Sedangkan mereka yang akan sharing ini hanya mencoba untuk menginspirasi. Jadi beda ya? Kita bisa terinspirasi dari orang lain tapi harus termotivasi dari dalam diri kita sendiri.Oke!

Semua narasumbernya bener-bener menginspirasi, mulai dari cerita mba Marchella tentang IPK nya yang cuman 1.7, tentang gimana orang-orang bahkan dosennya sendiri gak “nganggep” keberadaannya. Sharing dari Pak Aryo tentang value yang tetap dipegang THE BODY SHOP sampai sekarang, dan satu kalimat yang paling nancep buat saya adalah : Bukan keserakahan semata tapi harus memberi manfat yang baik untuk orang disekitar kita, dengan tagline Planet, People, Profit. Cerita hidup Mas Billy yang super keren, dengan karir yang sangat gemilang diusia yang masih sangat muda. Tapi kemudian beliau berani mengambil keputusan penting, berganti haluan hanya karena email dari seorang anak kurang mampu yang bahkan beliau sama sekali tidak mengenalnya.

Dan yang paling menyenangkan bagi saya pribadi adalah kesempatan untuk melihat dan mendengarkan cerita langsung dari Kak Atina dan Kak Intan yang punya Vanilla Hijab, brand yang sudah saya ikuti sejak lama. Alhamdulillah, diberikan kesempatan untuk bertanya oleh moderator. Dan melihat bagaimana mereka benar-benar menjalankan prinsip manajemen sedekah dalam bisnisnya. Tentang cintanya kepada orang tua dan impian mereka untuk membangun rumah di syurga, subhanallah! “Mengejar dunia boleh, tapi jangan mendominasi nanti jadi lupa diri”, speechless asli

Oke kembali ke poin yang ingin saya bahas ya, jadi saya mencoba merangkum poin-poin penting yang disampaikan oleh semua narasumber tentang bagaimana cara kita menghadapi VUCA era, apa yang harus kita persiapkan?

1.   1. Kenalan dengan diri sendiri


Berdialog dengan diri sendiri (https://www.vebma.com/music/5-lagu-yang-pas-untuk-menemani-senja/24931)

yuk kenalan dengan diri sendiri, Bagaimana caranya?

Pertama, coba renungkan lagi dan temukan jawaban ‘apa tujuan hidup kita?’
Jika sudah tau apa tujuannya, kemudian apa yang harus kita lakukan untuk mencapainya?

Kedua, apa passion kita? Passion 
Kenapa harus tau passion, karena dengan passion tersebut merupakan jalan yang bisa kita lakukan untuk mencapai tujuan kita tersebut. Lakukanlah sesuai dengan passion, karena perjalanan kedepan nanti pasti tidak akan selalu mudah, ada naik dan turunnya, dan ketika melakukannya sesuai passion, maka hal tersebut akan terasa lebih mudah karena kita menjalaninya dengan cinta

2.   2. Personal branding
Percaya diri (https://www.freepik.es/foto-gratis/nino-celebrando_912646.htm)
Jika kita sudah mengenal siapa diri kita, mau jadi apa kita, pertama kita harus percaya dengan diri kita sendiri. Bagaimana orang lain akan percaya kepada kita, jika kita sendiri tidak percaya dengan diri kita. Tidak semua orang harus jadi entrepreneur kok, jalani sesuai dengan jalan kita sendiri. Tidak perlu terlalu memikirkan dan membandingkan dengan yang lain, yang paling penting adalah jadilah sukses di jalanmu. Kenapa harus sukses? Karena jika kita sukses kita bisa menginspirasi orang lain. Eh tapi sukses itu utuh waktu ya butuh proses, so Take your time. Satu lagi, standard sukses masing-masing orang itu berbeda-beda ya.

3.   3. Integritas dan kerja keras
Bersemangat  (SolusiSehatku.com)

Integritas itu apasih? Gampangnya adalah, apa yang kita ‘pegang’ bagaimana kita baik ketika dilihat orang lain ataupun tidak. Jadi kalau masih ngambil hak orang lain, namanya gak punya integritas loh ya hehe. Kaya yang habis nabrak tiang itu misalnya, Duh nggak keren banget ya milenials! Hehe. Kenapa harus kerja keras? Karena tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, dan kesuksesan itu perlu diperjuangkan.

4.   4. Sukses Bersama
Bersinergi (https://wownita.blogspot.co.id/2011/02/aktivitas-penambah-rasa-percaya-diri.html)

Artinya kita harus menanamkan prinsip bahwa kita tidak boleh hanya sukses sendiri, tapi juga harus sukses bersama. Saling bersinergi. Salah satu caranya adalah dengan menerapkan manajemen sedekah atau berbagi. Bisa dengan bekerjasama, memberdayakan orang lain, dalam bidang apapun itu. Kenapa harus berbagi? Karena jika sukses nya hanya sendiri rasanya akan ‘hambar’ akan ada rongga yang masih terasa kosong di dalam hati kita. *Eaa...
Boleh saja kita punya cita-cita untuk kaya, tapi dengan catatan “Kita harus kaya agar kita bisa berbagi lebih banyak dengan yang lain”

Kira-kira 4 poin penting itulah yang dapat kita terapkan untuk menghadapi VUCA era, dalam bidang apapun itu baik profesional maupun entrepreneur. Jika ada yang ingin menambahkan, boleh banget loh! Semoga bermanfat J

---

Oya, satu lagi nih quote favorit dari VANILLA HIJAB :
“Allah tak pernah janjikan langit selalu biru, jalan hidup tanpa bat, matahari tanpa hujan, kebahagiaan tanpa kesedihan, sukses tanpa perjuangan. Tapi Allah janjikan kemudahan bersama kesulitan, rahmat dalam ujian, ganjaran buat kesabaran, keteguhan dalam perjuangan. Bukankah indahnya pelangi baru kita rasakan setelah turunnya hujan”

(via achmadlutfi) 

Tuesday 19 December 2017

Belajar Bahasa Isyarat bersama adik-adik Kampung Dao


Hari Minggu di awal bulan Desember ini saya mengikuti kegiatan Visit Buki yang berlokasi di Kampung Dao. Visit Buki hari ini bertepatan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional, 3 Desember. Seperti yang kita ketahui bahwa tema Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2017 di Indonesia yaitu menuju masyarakat inklusif, tangguh dan berkelanjutan sesuai UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. 

Masyarakat yang inklusif dapat diartikan sebagai sebuah masyarakat yang mampu menerima berbagai bentuk keberragaman dan keberbedaan serta mengakomodasinya ke dalam berbagai tatanan maupun infra struktur yang ada di masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan berbagai bentuk perbedaan dan keberagaman diantaranya adalah keberragaman budaya, bahasa, gender, ras, suku bangsa, strata ekonomi, serta termasuk juga didalamnya adalah keberbedaan kemampuan fisik/mental yang selanjutnya kita sebut juga dengan difabilitas.

Pada peringatan hari disabilitas internasional 2017 ini dapat dijadikan sebagai momen intropeksi bagi seluruh masyarakat indonesia dan pemerintah bahwa masih banyak hak-hak penyandang disabilitas yang belum terpenuhi. Kurangnya fasilitas publik khusus bagi difabel meyebabkan aktivitas penyandang disabilitas menjadi sangat terbatas, karena itu menyediakan fasilitas publik khusus difabel menjadi persoalan utama yang harus diselesaikan.

---

Kegiatan hari ini diawali dengan pembagian kelompok oleh Kak Kadek dan Kak Milo, yang kemudian dilanjutkan dengan membaca buku bersama dengan didampingin oleh kakak-kakak krucil Buki. Buki membawa tidak kurang dari 50 buku koleksinya, namun sayang kali ini buki belum bisa meminjamkan buku-buku tersebut karena adanya keterbatasan tempat penyimpanan di kampung Dao karena lokasi pemukiman mereka yang baru saja mengalami musibah kebakaran beberapa bulan yang lalu.






Sekitar 20 menit adik-adik asyik membaca buku-buku koleksi Buku Berkaki yang beragam dan menarik, mulai dari buku cerita, ilmu pengetahuan hingga buku bergambar yang lain. Setelah itu adik-adik diminta menceritakan kembali isi dari buku yang telah dibaca tersebut di depan teman-temannya yang lain. Dengan kegiatan membaca dan menceritakan kembali isi bacaannya diharapkan adik-adik makin gemar untuk membaca buku. 





Setelah selesai membaca bersama, kegiatan selanjutnya adalah pengenalan tanda-tanda fasilitas ramah disabilias di fasilitas umum. Dengan menggunakan gambar, saya dan kak rani mencoba menjelaskan arti arti dari beberapa simbol/tanda yang sering kita temui di tempat tempat umum. Misalnya, guiding block berwarna kuning yang terdapat di stasiun dan trotoar untuk mmbantu teman-teman kta yang tuna netra. Ada lagi tanda toilet khusus untuk disabilitas, serta simbol kursi prioritas di KRL. Pengenalan ini bertujuan untuk mengenalkan simbol-simbol yang selama ini belum dipahami engan baik oleh adik-adik agar ketika menemui simbol tersebut adik-adik lebih bisa menghargai hak-hak teman-teman kita yang disabilitas.


Adik-adik begitu semangat untuk mendengarkan penjelasan kami berdua, beberapa adik bahkan berani untuk mengulagi kembali apa yang telah kami jelaskan tersebut di depan teman-temannya yang lain. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) oleh Kak Fajar dan Kak Wiwi dari Rumah Komunitas.




Kak Fajar dan Kak Wiwi mengajarkan cara kita berkenalan dengan menggunakan bahasa isyarat, kita juga belajar abjad, angka dan beberapa hal yang lain seperti penyebutan waktu dan hari. Adik-adik begitu bersemangat untuk mengikutinya, terlebih untuk Selvi, salah seorang adik yang Tuli. Meskipun ia belum bisa  menggunakan bahasa isyarat, tapi ia begitu bersemangat untuk belajar dan bercerita kepada Kak Wiwi dan Kak Fajar. 

Bagi saya pribadi ini adalah pengalaman pertama saya belajar bahasa isyarat, visit Buki yang penuh dengan rasa haru dan rasa syukur. Adik-adik, terutama Selvi mengingatkan kembali bahwa bahagia itu sederhana, dan bahagia itu akan kita peroleh dengan mudah salah satunya dengan selalu mensyukuri hidup kita, sepahit apapun itu. 




Oya, selain penuh haru dan bahagia, visit Buki hari ini juga sangat berkesan loh! Karena untuk mencapai lokasinya saja kita perlu perjuangan. Kampung Dao adalah pemukiman 'kumuh' yang beda di sepanjang rel kereta antara Stasiun Kampung Bandan - Stasiun Jakrta Kota. Untuk mencapai lokasinya, akses yang dapat dilalui adalah dengan melewati rel kereta api (KRL) beriringan dengan KRL yang melintas. hehe atau bisa juga melewati 'terowongan' rahasia di dekat tumpukan sampah belakang Stasiun Kampung Bandan. 

Jadi, masih mau ngeluh mulu ca?