Sunday 10 September 2017

Kenalan sama diri sendiri yuk!

istockphoto.com

Berdasarkan pengalaman pribadi saya selama ini, salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan oleh pewawancara ketika kita sedang menjalani tahap interview (baik interview pekerjaan maupun organisasi/kepanitiaan ketika di kampus) adalah “Apa kelebihan dan kekurangan anda?”

Sekilas pertanyaan tersebut memang terdengar sangat sederhana dan mudah untuk dijawab. Benar tidak? Namun, bagi saya pribadi pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang paling sulit untuk saja jawab. Mengapa demikian?

Alasan pertama, sejujurnya saya memang tidak tahu apa kelebihan dan kekurangan saya. #sedihya? Dan alasan yang lain adalah saya selalu merasa tidak ada apa-apanya bila dibandingkan dengan teman-teman saya yang lain (terlebih lagi dengan lingkungan kampus dan jurusan saya yang isinya orang-orang keren semua, dan saya?) hingga tanpa saya sadari hal tersebut lah yang justru membuat saya minder, yang akhirnya membuat saya lebih terfokus hanya pada banyaknya kekurangan yang saya miliki dan tidak menyadari bahwa pada diri saya terdapat potensi-potensi kelebihan yang harusnya dapat saya kembangkan secara maksimal.

Hingga kemudian pada suatu hari, saya sampai pada fase ''harus mencari pekerjaan" yang artinya saya akan melewati tahap interview dengan HRD maupun user bahkan jajaran direksi perusahaan nantinya. Interview sebenarnya adalah ajang “menjual-diri” agar kita dilirik oleh perusahaan tersebut. 

Beruntungnya, meskipun dengan minimnya prestasi (yang saat itu saya anggap sebagai kelebihan atau nilai jual saya) saya menyadari bahwa saya harus mampu menjual diri dengan keadaan yang saya miliki sekarang. Salah satu yang kemudian saya lakukan adalah berusaha mencari jawaban atas pertanyaan sederhana yang paling sering ditanyakan pada saat interview, yaitu “Apa kelebihan dan kekurangan anda?”

Berbagai macam artikel terkait tips dan trik interview sudah saya baca, dan kemudian bertemu dengan solusi terbaik yaitu saya harus mengenali diri saya lebih dalam lagi, salah satunya terkait tipe kepribadian yang kemudian akan dapat menjelaskan apa kekurangan dan kelebihan saya. Mengenali diri sendiri sebenarnya juga dapat dilakukan dengan meminta pendapat orang lain tentang kita. Sebisa mungkin kita mengumpulkan jawaban sebanyak-banyaknya, karena sejatinya secara alamiah kita akan lebih mudah mencari kekurangan dan kelebihan orang lain daripada kelebihan dan kekurangan kita sendiri. Setuju? Hehe. 

Selain itu dapat dilakukan dengan mengikuti test MBTI (baik secara online maupun offline, pengalaman saya test yang pertama dengan bantuan buku panduan dari Wardah, terimakasih wardah hehe). Pertanyaan selanjutnya adalah : Apa itu MBTI-test?

Mengutip dari (https://mbti.anthonykusuma.com/), Myers-Birggs Type Indicator (MBTI) adalah psikotes yang dirancang untuk mengukur preferensi psikologis seseorang dalam melihat dunia dan membuat keputusan. MBTI didasari pada jenis dan preferensi kepribadian dari Carl Gustav Jung, yang menulis Psychological Types pada tahun 1921 MBTI dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers pada sejak 1940. Psikotes ini dirancang untuk mengukur kecerdasan individu, bakat, dan tipe kepribadian seseorang. Tes ini juga dipakai untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi karyawan tersebut optimal.

Dalam Tes MBTI ini, ada 4 dimensi kecenderungan sifat dasar manusia
1. Dimensi pemusatan perhatian: Introvert (I) vs. Ekstrovert (E)
2. Dimensi memahami informasi dari luar : Sensing (S) vs. Intuition (N)
3. Dimensi menarik kesimpulan & keputusan : Thinking (T) vs. Feeling (F)
4. Dimensi pola hidup : Judging (J) vs. Perceiving (P)


Hasil test tersebut memang tidak 100% benar/sesuai, namun menurut saya pribadi lebih dari 80% hasil terst tersebut memang sesuai dengan kepribadian saya, “ih ini gue banget emang” kira-kira seperti itulah reaksi saya hehe. Silahkan dicoba sendiri ya.

Nah, berdasarkan hasil test tersebut menunjukkan bahwa saya adalah Tipe ISFJ (Introvert-Sensing-Feeling-Judging), Apasih ISFJ itu? Menurut penjelasan dari hasil test tersebut , Tipe ISFJ adalah dia yang “Tenang, ramah, bertanggung jawab, dan teliti. Berkomitmen dan bersungguh-sungguh dalam memenuhi kewajibannya. Cermat, telaten, dan akurat. Loyal, baik hati, perhatian dan selalu mengingat secara spesifik tentang orang-orang yang penting bagi mereka, peduli dengan perasaan orang lain. Berupaya untuk menciptakan lingkungan yang tertib dan harmonis di tempat kerja maupun di rumah”. Dari hasil test tersebut saya juga memperoleh beberapa saran perbaikan (kekurangan dari tipe ISFJ). 

Jadi, dari hasil test iseng tersebut saya bisa tau apa kelebihan (ciri-ciri) dan kekurangan (saran perbaikan) dari diri saya sendiri. Sehingga, dari hasil tersebut saya bisa menyiapkan jawaban dari pertanyaan yang sebelumnya ditanyakan oleh interviewer. 

Untuk kelebihan pasti tidak sulit kan menyampaikannya? Cukup disampaikan dengan bahasa yang positif dan coba menjelaskan disertai dengan bukti yang nyata, agar terkesannatural dan tidak seperti sedang membual. Tetapi bagiamana dengan kekurangan yang kita miliki? Saran dari saya, sampaikan kekurangan tersebut tetapi dengan bahasa yang positif. 

Sebagai contoh dalam sebuah interview saya menjelaskan kekurangan saya adalah :  “saya adalah orang yang tidak bisa bekerja secara multitasking,  namun hal tersebut dapat saya atasi dengan membuat daftar prioritas pekerjaan yang harus saya selesaikan berdasarkan DL ataupun tingkat kesulitannya. Dengan adanya list tersebut saya mampu menyelesaikan satu per satu pekerjaan secara maksimal dan selesai tepat pada waktunya. Sehingga saya fokus menyelesaikan satu per satu, dan tidak mencampur adukkan pekerjaan tersebut. Namun, konsekuensinya saya harus komitmen dan konsisten dengan daftar yang say buat tersebut”. Dengan bahasa yang positif akan menunjukkan bahwa kita menghargai diri kita sendiri dan yakin bahwa kita bisa menjadi versi terbaik dari diri kita. 

Dan jangan lupa, kita sebagai manusia sudah pasti diciptakan dengan berbagai kelebihan dan kekurangan, tidak ada yang salah dengan tipe kepribadian kita karena setiap manusia itu diciptakan dengan kode unik masing-masing. Jangan hanya fokus membandingkan diri dengan pencapaian orang lain dan justru meratapi kekurangan yang kita miliki. Memang bagus jika hal tersebut kemudian bisa kita dijadikan sebagai motivasi untuk memperbaiki diri. Namun kenyataanya tidak jarang justru membuat diri kita terlalu minder dan bahkan kemudian menjadi underestimate dengan kemampuan sendiri. 

Cukup fokus pada kelebihan yang kita miliki, jadikan itu sebagai potensi yang dapat terus kita kembangkan secara maksimal. Dan jangan berhenti untuk melakukan upgrade diri terutama dengan kekurangan-kekurangan yang kita miliki, misal “saya merasa kurang dalam kemampuan speaking bahasa inggris. Solusinya adalah, ya belajar dan jangan malas untuk berlatih”

Kesimpulaanya adalah jangan lupa bersyukur, terus upgrade diri, jadilah versi terbaikmu lebih dan lebih baik lagi setiap harinya. Oya satu lagi, jangan  terlalu khawatir dengan kekurangan yang kita miliki karena pada saatnya nanti Tuhan akan mempertemukan kita dengan ‘dia’ yang akan menyempurkanakan kekurangan-kekurangan kita tersebut kok.

#eaa baper kan hihi 

0 komentar:

Post a Comment