Tuesday 19 December 2017

Belajar Bahasa Isyarat bersama adik-adik Kampung Dao


Hari Minggu di awal bulan Desember ini saya mengikuti kegiatan Visit Buki yang berlokasi di Kampung Dao. Visit Buki hari ini bertepatan dengan peringatan Hari Disabilitas Internasional, 3 Desember. Seperti yang kita ketahui bahwa tema Peringatan Hari Disabilitas Internasional 2017 di Indonesia yaitu menuju masyarakat inklusif, tangguh dan berkelanjutan sesuai UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas. 

Masyarakat yang inklusif dapat diartikan sebagai sebuah masyarakat yang mampu menerima berbagai bentuk keberragaman dan keberbedaan serta mengakomodasinya ke dalam berbagai tatanan maupun infra struktur yang ada di masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan berbagai bentuk perbedaan dan keberagaman diantaranya adalah keberragaman budaya, bahasa, gender, ras, suku bangsa, strata ekonomi, serta termasuk juga didalamnya adalah keberbedaan kemampuan fisik/mental yang selanjutnya kita sebut juga dengan difabilitas.

Pada peringatan hari disabilitas internasional 2017 ini dapat dijadikan sebagai momen intropeksi bagi seluruh masyarakat indonesia dan pemerintah bahwa masih banyak hak-hak penyandang disabilitas yang belum terpenuhi. Kurangnya fasilitas publik khusus bagi difabel meyebabkan aktivitas penyandang disabilitas menjadi sangat terbatas, karena itu menyediakan fasilitas publik khusus difabel menjadi persoalan utama yang harus diselesaikan.

---

Kegiatan hari ini diawali dengan pembagian kelompok oleh Kak Kadek dan Kak Milo, yang kemudian dilanjutkan dengan membaca buku bersama dengan didampingin oleh kakak-kakak krucil Buki. Buki membawa tidak kurang dari 50 buku koleksinya, namun sayang kali ini buki belum bisa meminjamkan buku-buku tersebut karena adanya keterbatasan tempat penyimpanan di kampung Dao karena lokasi pemukiman mereka yang baru saja mengalami musibah kebakaran beberapa bulan yang lalu.






Sekitar 20 menit adik-adik asyik membaca buku-buku koleksi Buku Berkaki yang beragam dan menarik, mulai dari buku cerita, ilmu pengetahuan hingga buku bergambar yang lain. Setelah itu adik-adik diminta menceritakan kembali isi dari buku yang telah dibaca tersebut di depan teman-temannya yang lain. Dengan kegiatan membaca dan menceritakan kembali isi bacaannya diharapkan adik-adik makin gemar untuk membaca buku. 





Setelah selesai membaca bersama, kegiatan selanjutnya adalah pengenalan tanda-tanda fasilitas ramah disabilias di fasilitas umum. Dengan menggunakan gambar, saya dan kak rani mencoba menjelaskan arti arti dari beberapa simbol/tanda yang sering kita temui di tempat tempat umum. Misalnya, guiding block berwarna kuning yang terdapat di stasiun dan trotoar untuk mmbantu teman-teman kta yang tuna netra. Ada lagi tanda toilet khusus untuk disabilitas, serta simbol kursi prioritas di KRL. Pengenalan ini bertujuan untuk mengenalkan simbol-simbol yang selama ini belum dipahami engan baik oleh adik-adik agar ketika menemui simbol tersebut adik-adik lebih bisa menghargai hak-hak teman-teman kita yang disabilitas.


Adik-adik begitu semangat untuk mendengarkan penjelasan kami berdua, beberapa adik bahkan berani untuk mengulagi kembali apa yang telah kami jelaskan tersebut di depan teman-temannya yang lain. Setelah itu kegiatan dilanjutkan dengan pengenalan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) oleh Kak Fajar dan Kak Wiwi dari Rumah Komunitas.




Kak Fajar dan Kak Wiwi mengajarkan cara kita berkenalan dengan menggunakan bahasa isyarat, kita juga belajar abjad, angka dan beberapa hal yang lain seperti penyebutan waktu dan hari. Adik-adik begitu bersemangat untuk mengikutinya, terlebih untuk Selvi, salah seorang adik yang Tuli. Meskipun ia belum bisa  menggunakan bahasa isyarat, tapi ia begitu bersemangat untuk belajar dan bercerita kepada Kak Wiwi dan Kak Fajar. 

Bagi saya pribadi ini adalah pengalaman pertama saya belajar bahasa isyarat, visit Buki yang penuh dengan rasa haru dan rasa syukur. Adik-adik, terutama Selvi mengingatkan kembali bahwa bahagia itu sederhana, dan bahagia itu akan kita peroleh dengan mudah salah satunya dengan selalu mensyukuri hidup kita, sepahit apapun itu. 




Oya, selain penuh haru dan bahagia, visit Buki hari ini juga sangat berkesan loh! Karena untuk mencapai lokasinya saja kita perlu perjuangan. Kampung Dao adalah pemukiman 'kumuh' yang beda di sepanjang rel kereta antara Stasiun Kampung Bandan - Stasiun Jakrta Kota. Untuk mencapai lokasinya, akses yang dapat dilalui adalah dengan melewati rel kereta api (KRL) beriringan dengan KRL yang melintas. hehe atau bisa juga melewati 'terowongan' rahasia di dekat tumpukan sampah belakang Stasiun Kampung Bandan. 

Jadi, masih mau ngeluh mulu ca?

  

0 komentar:

Post a Comment