Friday 11 March 2016

Berbagi Kebahagiaan di Bulan Penuh Keberkahan

Berawal dari sebuah panggilan telepon dari Mas Har, “Kamu ikut jadi panitia Baksos di Pandak ya Sa”. Petikan kalimat inilah yang membawa saya menjadi salah satu bagian dari Keluarga Bakti Sosial 4BMP 2014. Apa yang menjadi alasan saya mengiyakan tawaran tersebut. Pertama, karena lokasi Baksosnya di Pandak,itu artinya di desa saya sendiri. Sebagai putra daerah tentu saya harus mengabdi kepada masyarakat. Menurut saya acara ini lah salah satu wadahnya. Kedua, karena ini adalah Bulan Ramadhan, mengisi liburan dengan kegiatan yang bermanfaat dan mengharap ridha-Nya. Dan yang terakhir, karena panitianya adalah mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi dari berbagai universitas, pasti akan mendapat banyak teman dan pengalaman baru.

#Day1Baksos

Matahari pagi Sabtu 19 Juli 2014, petualangan dimulai. Dimulai dengan prosesi penyambutan dan ramah tamah di kediaman Kepala Desa Pandak, Bapak Yaimun. Pagi ini saya bertemu dengan tidak kurang dari 30 mutiara bangsa, putra daerah asli Ponorogo dengan segudang keistimewaannya masing-masing. Syukur Alhamdulillah, dipertemukan dalam kebersamaan yang berangkat dari keadaan keterbatasan yaitu, Beasiswa Bidikmisi.

Pepatah mengatakan bahwa : Masa depan sebuah bangsa ada di tangan pemudanya. Untuk itu, pendidikan anak usia sekolah akan menjadi fokus utama kita dalam rangkaian acara ini. Salah satu kegiatan yang saya ikuti adalah belajar bareng dengan adik-adik Madrasah Diniyah di Desa Pandak. Meskipun awalnya terdapat miskom  dengan pengurusnya. Namun hasilnya tidak mengecewakan, tidak kurang dari 20 santri berpartisipasi dalam kegiatan ini. Hapalan surat dan doa untuk memperebutkan hadiah diikuti dengan antusias. Ditambah bumbu motivasi melalui berbagai video pendek dan cerita nyata dari kakak-kakak, sehingga kami berharap mampu menumbuhkan bibit semangat melanjutkan pendidikan bagi mereka. Karena saya yakin bahwa apapun cita-cita mereka nanti, pendidikanlah jalannya.

Menjelang Buka puasa, meskipun terjadi sedikit masalah dengan pembicara dan catering, tapi Alhamdulillah acara Pengajian dan Buka Bersama dengan Masyarakat Pandak berjalan dengan lancar. Acara dilanjutkan dengan sholat tarawih berjamaah. Untuk mencapai mushola terdekat, kami harus berjalan kurang lebih 500 meter dengan penerangan jalan yang seadanya. Setelah itu, kegiatan mengantarkan kelebihan makanan ke masjid/musholah terdekat. Agar tidak mubadzir. Acara dilanjutkan dengan “Entrepreneur Training” oleh dosen Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

We are going to #Day2Baksos …

Menyambut pagi yang cerah dengan sahur bersama, mesikupun tidur seadanya ditambah beberapa masalah dengan menu sahur “Pecel-Ponorogo”  hari ini, namun akhirnya Kebersamaan lah yang menjadikannya begitu nikmat. Senam pagi bersama. Di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang hebat, Acara kemudian dilanjutkan dengan pembagian sembako untuk mereka yang membutuhkan. Jalan yang kita lalui memang tidak mudah karena daerah ini merupakan pegunungan yang akses jalannya masih sangat kurang. Namun hal tersebut tidak akan menyurutkan semangat kami untuk berbagi. Sebuah pertanyaan sederhana yang kerap muncul di benak kita : “Mengapa kita harus senantiasa bersyukur?Disinilah saya menemukan salah satu jawabannya. Meskipun kami bukan berasal dari keluarga yang berada, hal tersebut tidak menjadi penghalang untuk berbagi dengan sesama. Kami masih diberikan kesempatan emas untuk mengenyam bangku perguruan tinggi dengan gratis, sementara di luar sana masih banyak saudara kita yang kurang berutung. Jadi, masih ada alasankah untuk enggan mengucap rasa syukur kepada-Nya?

Sayonaraaaaa…
Rangkaian kegiatan Bakti Sosial di desa Pandak ditutup oleh Bapak Kepala Desa dilanjut dengan penyerahan kenang-kenangan dari keluarga besar Forum Bidikmisi Ponorogo. Mengutip sepenggal isi surat dari Presiden Republik Indonesia :
“Suatu hari nanti, akan tiba saatnya kalian harus membalas hutang kepada negara ini atas apa yang telah negara berikan”
Indonesia…
Tunggulah kami, mutiara-mutiara bangsa yang akan mengembalikan senyummu wahai ibu pertiwi.


---

Rosalia Riski Ananda. Lahir di Pandak, 20 tahun silam. Mahasiswi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor Angkatan 2012. Melalui Bidikmisi lah saya mampu berada di titik ini. Melalui Bidikmisi pula saya mengenal keluarga hebat ini. Layaknya sebuah rumah yang dihuni oleh keluarga. Rumah harus mampu mengayomi penghuninya, memberikan kenyamanan yang akan senantiasa dirindukan. Begitu pula dengan keluarga ini, 4BMP lah rumah kita bersama. Melalui kegiatan ini, saya menemukan keluarga baru. Tempat saya berbagi tawa dikala suka maupun tangis ketika saya terluka. Tetaplah menjadi rumah yang akan selalu saya rindukan sampai kapanpun. Terimakasih, untuk momen yang indah ini. Suatu hari nanti, entah kapan tapi itu pasti. Kita akan berkumpul bersama lagi dengan kesuksesan yang telah kita genggam masing-masing. Tetaplah berjuang saudara-saudaraku, Ibu pertiwi menanti pengabdian kita.


0 komentar:

Post a Comment