Kau
harus mengalahkan banyak hal. Bukan musuh-musuhmu, tapi diri sendiri, menaklukkan monster yang ada di dirimu. Sejatinya,
dalam hidup ini, kita tidak pernah berusaha mengalahkan orang lain, dan itu
sama sekali tidak perlu. Kita cukup mengalahkan diri sendiri. Egoisme.
Ketidakpedulian. Ambisi. Rasa takut. Pertanyaan. Keraguan. Sekali kau bisa
menang dalam pertempuran itu, maka pertempuran lainnya akan mudah saja (Pulang
– Tere Liye).
Penggalan paragraf dalam novel
tersebut dirasa dapat mewakili drama hari ini, Senin 21 Maret 2016. Peristiwa
bersejarah dalam serangkaian perjalanan panjang menuju sarjana. Seminar
Proposal dengan judul : “Pengaruh Perbedaan Metode Intervensi Terhadap Keamanan
Pangan Keluarga di Kabupaten Bogor”, menjadi salah satu pembuktian kemampuan di
dunia per-ITP-an. Dunia yang terkadang tidak pernah mengenal kompromi, bahkan
kawan dan lawan terlihat tanpa beda.
Mengalahkan ketakutan dan rasa
tidak percaya akan kemampuan diri ternyata memang tidak mudah. Dan pada titik
ini akhirnya aku tersadar, rasanya seperti petir Kota Bogor di siang bolong.
Betapa tidak, aku yang selama ini hanya bermain aman dan terlalu terlena dalam
zona nyaman akhirnya tersadar. Tersadar bahwa ketakutan itulah yang selama ini
menghambatku. Membuatku terlalu memandang rendah pada diri sendiri dan selalu
takut untuk mencoba.
Menjadi berbeda bukan berarti
salah kan? Jika kemudian aku memberanikan diri mencoba hal baru juga bukan
berarti aku salah kan? Iya, mencoba hal baru. Menjadi mahasiswa pangan yang
kemudian lebih memilih jalur ilmu sosial untuk tugas akhirnya. Huh! Sungguh
tidak mudah. Mungkin mereka akan mencibir, tapi inilah pilihan. Pilihan yang didasari
oleh kecenderungan hati. Love what you
do, Do what you love – sesederhana itu.
Dan
setelah drama sakit perut dan mimpi buruk ini berakhir, rasanya sungguh lega
dan menyenangkan. Percaya pada diri sendiri dan kemudian lakukan yang terbaik versimu
sendiri, dan semuanya akan berakhir dengan indah. Semua ketakutanmu rasanya
sudah tak beralasan lagi.
Satu yang paling penting adalah
hargai dirimu sendiri, jangan underestimate
dengan kemampuan dirimu. Nyatanya kamu bahkan tidak seburuk dari apa yang
selama ini kamu bayangkan. Seminar proposal bahkan diakhiri dengan gemuruh
tepuk tangan dan serangkaian pujian.
Dan satu hal yang wajib untuk
disyukuri adalah menjadi salah satu dari 20 besar mahasiswa yang LULUS ujian
komprehensif. Apakah ini tidak cukup untuk menaikkan “harga” mu? Dan jika selama
ini kamu sering mengeluhkan deretan angka dalam transkrip nilaimu, coba
fikirkan lagi! Berada di atas rata-rata
angkatan bukankah angka yang sudah cukup “aman” untuk sekedar pengkauan diri
sebagai mahasiswa jurusan nomor 1 di IPB?
Jadi, kesimpulannya adalah : Just be your self-because everybody else are
ready taken. Dan jangan lupa bersyukur!
With love,
Pemilik NRP F24120059